What can we help you with?
Cancel
Manajemen Bisnis Syariah

Cara Menerapkan Manajemen Bisnis Syariah dan Tantangannya di Dunia Usaha

Di era ekonomi modern ini, manajemen bisnis syariah memiliki peran strategis dalam menjawab tantangan krisis moral dalam dunia usaha dan ketimpangan ekonomi yang semakin nyata. Berlandaskan prinsip syariat Islam, seperti transparansi, keadilan, dan bebas riba, pemilik bisnis dapat membangun sistem usaha yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga menjunjung tinggi etika bisnis.

Bisnis syariah tidak terbatas pada sektor perbankan atau keuangan saja, melainkan mencakup seluruh aktivitas ekonomi yang dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Hal ini termasuk perdagangan, jasa, manufaktur, pertanian, kuliner, properti, hingga industri kreatif, selama kegiatan tersebut, tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Untuk tahu lebih dalam mengenai bisnis syariah, berikut informasi lengkap yang bisa Anda pahami.

Apa Itu Manajemen Bisnis Syariah?

Manajemen bisnis syariah adalah strategi pengelolaan usaha yang mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam setiap aspek operasional bisnis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Strategi ini tidak hanya berorientasi pada pencapaian keuntungan, tetapi juga menjunjung tinggi prinsip keadilan, transparansi, dan kejujuran dalam setiap transaksi.

Konsep bisnis syariah tidak hanya terbatas pada penilaian halal atau haramnya suatu produk, tetapi juga mencakup aspek etika bisnis, keadilan dalam transaksi, transparansi, serta tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam setiap aktivitas usaha.

Prinsip dalam Bisnis Syariah

Perbedaan utama bisnis syariah dengan bisnis konvensional terdapat pada prinsip yang dianut. Berikut prinsip-prinsip yang biasa digunakan dalam bisnis syariah.

  1. Kejujuran

    Kejujuran merupakan fondasi utama dalam bisnis syariah. Dalam hal ini pelaku usaha dituntut untuk bertindak jujur dalam seluruh aktivitas bisnisnya, baik dalam promosi, kesepakatan harga, hingga produk terjual. Prinsip kejujuran bertujuan meminimalisir terjadinya indikasi penipuan, yang dapat merugikan konsumen atau mitra bisnis.

  2. Amanah

    Dalam konteks bisnis, amanah berarti menjalankan tanggung jawab dengan sungguh-sungguh dan menjaga hak orang lain dengan baik. Amanah juga mencakup hal-hal seperti memenuhi janji kepada pelanggan, mengelola dana atau barang titipan dengan benar, serta tidak menyalahgunakan kepercayaan pihak lain.

  3. Keadilan

    Bisnis syariah juga harus berlandaskan prinsip keadilan, yang artinya pemilik bisnis harus memberikan hak orang lain secara proporsional dan tidak merugikan salah satu pihak. Prinsip ini berlaku dalam penetapan harga, pembagian keuntungan, pemberian gaji, hingga perlakuan terhadap karyawan dan mitra.

    Praktik seperti monopoli, eksploitasi, dan penindasan tidak dibenarkan dalam sistem bisnis syariah. Keadilan harus menjadi prinsip utama dalam setiap pengambilan keputusan usaha.

  4. Transparansi

    Prinsip transparansi menuntut pelaku bisnis untuk memberikan informasi yang jelas, benar, dan lengkap kepada semua pihak yang terkait. Misalnya, produk harus disertai keterangan yang jujur mengenai kualitas, atau dalam hal akad atau perjanjian, semua syarat dan ketentuan harus dikomunikasikan secara terbuka di awal.

  5. Larangan Riba, Gharar, dan Maysir

    Dalam bisnis syariah, dilarang keras melakukan praktik yang mengandung unsur riba (bunga), gharar (ketidakjelasan), dan maysir (perjudian). Ketiganya dianggap menimbulkan ketidakadilan dan merugikan salah satu pihak.

    Transaksi yang sehat harus berbasis pada kejelasan, kesepakatan, dan aktivitas ekonomi nyata, bukan dari praktik yang bersifat eksploitatif atau untung-untungan.

Baca juga: Tips Investasi Online Syariah yang Aman & Halal Agar Cuan Berkah

Cara Menerapkan Manajemen Bisnis Syariah

Dalam konteks bisnis syariah, pemilik bisnis tidak hanya fokus pada profit, tetapi juga harus memahami etika menjalankan bisnisnya sesuai dengan syariat Islam supaya bisnis bisa terhindar dari hal-hal yang dilarang agama. Biar lebih mudah dipahami, berikut cara menerapkan manajemen bisnis syariah.

  1. Menetapkan Visi dan Misi Berlandaskan Nilai Syariah

    Dalam konteks manajemen bisnis syariah, visi dan misi bisnis harus mencerminkan nilai-nilai yang sesuai dengan syariat Islam. Hal ini mencakup orientasi pada keadilan, kejujuran, kebermanfaatan, dan tanggung jawab sosial.

    Dengan landasan tersebut, bisnis diarahkan bukan hanya untuk mencari profit, tetapi juga memberi dampak positif dan keberkahan bagi masyarakat secara luas.

  2. Menggunakan Akad Syariah dalam Setiap Transaksi

    Setiap kerja sama atau transaksi bisnis harus didasarkan pada akad yang sesuai dengan syariat Islam, seperti murabahah (kesepakatan margin), mudarabah (bagi hasil), musyarakah (bagi hasil), ijarah (sewa), dan lainnya. Akad harus jelas, disepakati bersama, dan tidak ada pihak yang dirugikan.

  3. Mengelola Keuangan Tanpa Unsur Riba

    Dalam manajemen keuangan syariah, sumber pendanaan harus bebas dari bunga (riba). Pengusaha bisa menggunakan alternatif pembiayaan dari lembaga keuangan syariah atau sistem bagi hasil. Pencatatan keuangan juga harus dilakukan secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

  4. Menjaga Etika dalam Produksi dan Pemasaran

    Produk atau jasa yang ditawarkan harus halal dan tayib (baik) serta proses produksinya tidak melanggar prinsip syariah. Dalam pemasaran, hindari tipu daya, promosi berlebihan, atau strategi yang menyesatkan konsumen. Informasi yang disampaikan juga harus jujur dan terbuka.

  5. Memberikan Upah yang Adil dan Tepat Waktu

    Prinsip dalam bisnis syariah juga mencakup pemberian upah yang layak, sesuai kesepakatan, dan dibayarkan tepat waktu. Islam sangat menekankan keadilan, yang dalam hal ini berkaitan dengan perlakuan yang baik kepada karyawan dan mitra usaha.

Tantangan Bisnis Syariah dalam Masyarakat

Meskipun bisnis syariah terus berkembang dan mendapat tempat di tengah masyarakat, namun penerapannya di lapangan masih menghadapi berbagai hambatan. Berikut beberapa tantangan yang kerap terjadi dalam bisnis syariah.

  1. Kurangnya SDM yang Mumpuni di Bidang Syariah

    Dalam mengelola bisnis syariah, dibutuhkan sumber daya manusia yang tidak hanya ahli dalam manajemen, tetapi juga memahami prinsip dan hukum syariah. Keterbatasan tenaga profesional yang kompeten di kedua bidang ini membuat banyak bisnis syariah berjalan setengah-setengah atau belum optimal penerapannya.

  2. Minimnya Produksi, Ketersediaan, dan Kualitas Bahan Baku Halal pada Sektor Industri Syariah

    Dilansir dari Isu Sepekan Pusat Analisis Keparlemenan Badan Keahlian Setjen DPR RI Tahun 2024  salah satu tantangan terbesar dalam perekonomian syariah di Indonesia adalah, masih minimnya produksi, ketersediaan, dan kualitas bahan baku halal pada sektor industri syariah.

    Hal itu diperkuat dengan pernyataan menteri keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa dalam sesi wawancara yang dilakukan pada 7 Oktober 2025. Ia  menyebutkan bahwa rancangan busana muslim yang ada di Indonesia 99% dipasok dari negara China.

  3. Masih Minimnya Literasi Syariah di Masyarakat

    Rendahnya literasi syariah di masyarakat sangat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis syariah, termasuk industri halal secara keseluruhan. Ini salah satu tantangan mendasar yang sering dihadapi di lapangan.

    Banyak konsumen belum paham perbedaan mendasar antara bisnis syariah dan konvensional. Akibatnya, mereka menganggap tidak ada bedanya, bahkan mengira produk syariah lebih rumit atau kurang menguntungkan.

  4. Stigma dan Kurangnya Kepercayaan Publik

    Masih ada anggapan bahwa bisnis syariah hanya untuk kalangan tertentu atau tidak cukup kompetitif dibandingkan bisnis konvensional. Selain itu, beberapa kasus penyalahgunaan label “syariah” untuk menarik pasar tanpa penerapan prinsip yang benar turut menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap model bisnis ini.

  5. Persaingan Pasar dengan Bisnis Konvensional

    Bisnis syariah sering bersaing langsung dengan bisnis konvensional yang memiliki modal besar, jaringan luas, dan fleksibilitas tinggi. Dalam beberapa kasus, bisnis syariah harus berusaha lebih keras dalam menjaga efisiensi tanpa melanggar prinsip-prinsip syariah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam hal inovasi dan daya saing.

Demikian informasi seputar bisnis syariah, mulai dari prinsip hingga tantangannya. Penerapan bisnis syariah memiliki tantangan tersendiri. Namun, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, dukungan regulasi, serta inovasi dari pelaku usaha, bisnis syariah dapat menjadi pilar penting dalam memperkuat sistem ekonomi.

Ingin memperluas wawasan Anda tentang ekonomi dan keuangan syariah? Jelajahi lebih banyak konten informatif di Sharia Knowledge Center sekarang juga dan termukan berbagai informasi menarik.

Sumber: