
Investasi Reksa Dana: Panduan Lengkap untuk Pemula
Kini investasi reksa dana jadi pilihan favorit masyarakat yang ingin mulai berinvestasi dengan aman dan mudah. Reksa dana cocok untuk investor pemula, karena ia terdiri dari beberapa jenis dengan tingkat risiko yang berbeda-beda sehingga dapat disesuaikan dengan profil risiko masing-masing individu.
Investor pemula juga bisa memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan nilai dan prinsip yang dianut. Bagi investor Muslim, tersedia reksa dana syariah yang dikelola sesuai dengan syariat Islam. Namun, Anda juga bisa memilih reksa dana konvensional yang menawarkan berbagai pilihan portofolio, mulai dari pasar uang, pendapatan tetap, campuran, hingga saham.
Jadi, bagaimana cara mulai investasi reksa dana untuk pemula? untuk mengetahui selengkapnya, berikut informasi yang bisa dipahami. Yuk, disimak!
Apa Itu Investasi Reksa Dana?
Mengacu pada UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Sederhananya, reksa dana merupakan investasi kolektif yang dikelola oleh manajer investasi, di mana dana dari banyak investor dikumpulkan dan ditempatkan ke dalam portofolio efek seperti saham, obligasi, atau pasar uang.
Investasi reksa dana bisa jadi pilihan tepat bagi investor pemula yang belum memiliki keahlian dalam menghitung risiko atas dana yang diinvestasikan. Meskipun dengan modal terbatas, investor tetap dapat melakukan diversifikasi investasi dalam efek, sehingga bisa memperkecil risiko.
Jenis Reksa Dana
Berdasarkan diversifikasi portofolionya, reksa dana bisa dibedakan menjadi beberapa jenis, berikut beberapa jenisnya.
-
Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana pasar uang adalah jenis reksa dana yang alokasi portofolionya ditempatkan pada instrumen pasar uang, seperti deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan obligasi jangka pendek (kurang dari 1 tahun). Reksa dana ini cocok untuk investor dengan profil risiko konservatif.
-
Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa dana pendapatan tetap menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari NAB dalam efek bersifat utang, seperti obligasi pemerintah atau korporasi.
Jenis reksa dana ini cenderung lebih stabil daripada reksa dana saham, karena fokus pada instrumen dengan pendapatan tetap. Cocok untuk investor yang menginginkan pendapatan berkala dengan risiko yang moderat.
-
Reksa Dana Campuran
Reksa dana campuran adalah jenis reksa dana yang mengalokasikan investasinya pada campuran efek bersifat ekuitas (saham), Efek bersifat utang (obligasi), dan instrumen pasar uang.
Jenis reksa dana ini fleksibel dalam mengatur komposisi portofolionya, sehingga dapat menyesuaikan dengan kondisi pasar. Tingkat risikonya menengah, namun potensi imbal hasilnya juga cukup seimbang antara pertumbuhan dan stabilitas. Reksa dana ini cocok untuk investor dengan profil risiko moderat.
-
Reksa Dana Saham
Jenis reksa dana ini menginvestasikan minimal 80% dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas. Investasi ini risikonya cukup tinggi, karena penempatan dalam saham.
Meskipun begitu, imbal hasil dari investasi ini memiliki potensi yang cukup tinggi. Reksa dana ini cocok untuk investor dengan profil risiko agresif.
Keuntungan Investasi Reksa Dana
Investasi di reksa dana memberikan sejumlah keuntungan bagi investornya, yang menjadi salah satu pertimbangan utama sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Berikut beberapa keuntungan investasi reksa dana yang secara umum.
-
Modal Awal Minim
Salah satu keunggulan utama reksa dana adalah Anda berinvestasi dengan modal yang relatif kecil, bahkan mulai dari Rp10.000 di beberapa platform digital. Hal ini membuat reksa dana menjadi pilihan ideal bagi investor pemula, terutama bagi mereka yang memiliki modal terbatas.
-
Dana Dikelola Manajer Investasi
Dana yang terkumpul dari investor akan dikelola oleh manajer investasi profesional yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam mengelola portofolio. Jadi, investor tidak perlu repot menganalisis pasar atau memilih instrumen investasi secara langsung.
Hal ini juga memudahkan investor pemula untuk mulai berinvestasi tanpa harus memiliki pengetahuan mendalam tentang pasar modal, karena seluruh proses pengelolaan dana sudah ditangani oleh pihak yang ahli di bidangnya.
-
Efisiensi Waktu
Karena seluruh proses analisis, pemilihan aset, dan pengelolaan investasi dilakukan oleh manajer investasi, investor tidak perlu meluangkan banyak waktu untuk memantau pergerakan pasar setiap hari. Hal ini sangat menguntungkan bagi investor yang memiliki kesibukan tinggi.
-
Mempermudah Investasi di Pasar Modal
Bagi masyarakat umum yang belum familiar dengan pasar modal, reksa dana menjadi pintu masuk yang aman. Melalui reksa dana, investor bisa berpartisipasi di pasar modal tanpa harus membeli saham atau obligasi secara langsung, sehingga prosesnya lebih sederhana dan mudah dijangkau.
Risiko Investasi Reksa Dana
Setiap investasi tentu ada risiko yang harus dihadapi. Maka dari itu, investor harus bijak dalam memilih instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan dan toleransi risikonya.
-
Risiko Pasar
Risiko pasar terjadi karena adanya penurunan nilai investasi akibat fluktuasi kondisi pasar secara keseluruhan. Faktor-faktor seperti kenaikan suku bunga, inflasi, ketegangan geopolitik, atau perlambatan ekonomi global bisa memengaruhi kinerja instrumen yang menjadi portofolio reksa dana, terutama saham dan obligasi.
-
Risiko Wanprestasi
Risiko ini muncul ketika pihak penerbit surat utang (seperti perusahaan atau pemerintah) gagal memenuhi kewajibannya membayar bunga atau pokok utang.
Jika surat utang tersebut termasuk dalam portofolio reksa dana, maka nilainya akan turun dan berdampak pada NAB reksa dana. Kondisi ini umumnya terjadi pada reksa dana pendapatan tetap atau campuran.
-
Risiko Likuiditas
Risiko investasi reksa dana yang umum terjadi juga salah satunya risiko likuiditas. Risiko ini terjadi ketika manajer investasi kesulitan menjual instrumen keuangan dalam portofolio karena pasar yang tidak aktif atau sepi pembeli.
Akibatnya, pencairan dana investor yang masih bertahan bisa tertunda atau dilakukan dengan harga jual yang lebih rendah dari nilai wajarnya. Kondisi ini umumnya terjadi pada reksa dana dengan aset obligasi korporasi jangka panjang.
-
Risiko Perubahan Nilai Aktiva Bersih (NAB)
NAB (Nilai Aktiva Bersih) mencerminkan nilai pasar dari aset yang dikelola dalam reksa dana. NAB bisa berfluktuasi setiap hari tergantung dari kinerja instrumen investasi di dalamnya.
Jika pasar sedang buruk, NAB bisa turun, dan jika investor menjual unitnya saat NAB rendah, maka bisa terjadi kerugian.
Baca juga: Pembiayaan Mikro Syariah: Prinsip, Manfaat, dan Tantangannya
Perbedaan Investasi Reksa Dana dan Reksa Dana Syariah
Meskipun instrumennya sama, namun reksa dana konvensional dan reksa dana syariah memiliki sejumlah perbedaan, yang bisa jadi bahan pertimbangan bagi investornya. Berikut beberapa perbedaan investasi reksa dana konvensional dan syariah yang perlu dipahami.
-
Prinsip
Perbedaan utama antara reksa dana konvensional dan reksa dana syariah terletak pada prinsip dasarnya. Reksa dana konvensional dikelola dengan pendekatan investasi umum yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan finansial, tanpa mempertimbangkan prinsip-prinsip syariah dari instrumen yang dipilih.
Sementara itu, reksa dana syariah dikelola berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Seluruh kegiatan investasi dalam reksa dana syariah harus sesuai dengan ajaran Islam dan menjauhi unsur-unsur yang dilarang, seperti riba (bunga), gharar (ketidakjelasan), dan maysir (spekulasi berlebihan).
-
Akad
Dalam reksa dana konvensional, hubungan antara investor dan manajer investasi tidak diikat oleh akad khusus. Hubungan ini bersifat kontraktual biasa sebagaimana diatur dalam hukum perdata.
Berbeda dengan itu, reksa dana syariah menggunakan akad-akad yang sesuai dengan prinsip Islam, seperti akad wakalah (perwakilan) dan mudharabah (bagi hasil). Akad tersebut menjelaskan bagaimana dana dikelola, siapa yang bertanggung jawab, dan bagaimana pembagian keuntungan dilakukan.
-
Imbal Hasil (Keuntungan)
Dalam reksa dana konvensional, keuntungan bagi pemilik modal adalah kemudahan dalam berinvestasi tanpa harus terlibat langsung. Investor bisa sepenuhnya menyerahkan pengelolaan dana kepada manajer investasi dan tinggal menerima hasil sesuai waktu yang telah ditentukan, seperti bulanan atau tahunan.
Sementara pada reksa dana syariah, keuntungannya terletak pada aspek keamanannya, baik secara investasi maupun prinsip keagamaan. Dana yang diinvestasikan diawasi tidak hanya oleh OJK, tetapi juga oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang memastikan bahwa seluruh aktivitas investasi sesuai dengan syariat Islam.
-
Pengawas
Reksa dana konvensional diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator utama di sektor pasar modal. Sedangkan reksa dana syariah, selain diawasi oleh OJK, juga memiliki pengawasan tambahan dari Dewan Pengawas Syariah (DPS).
DPS bertugas memastikan bahwa seluruh aktivitas investasi dan pengelolaan dana sesuai dengan prinsip syariah.
-
Pengelolaan Portofolio
Dalam reksa dana konvensional, manajer investasi bebas memilih instrumen keuangan apa pun selama sesuai dengan ketentuan dari OJK. Artinya, mereka bisa menginvestasikan dana ke saham bank konvensional, perusahaan rokok, minuman keras, hingga sektor-sektor lain yang tidak sesuai dengan prinsip Islam.
Sebaliknya, reksa dana syariah hanya berinvestasi pada instrumen yang termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang ditetapkan oleh OJK. Seluruh proses pemilihan dan pengelolaan aset harus mengikuti kaidah syariah.
Demikian informasi mengenai investasi reksa dana yang bisa dipahami. Bagi investor pemula, reksa dana bisa jadi instrumen tepat untuk berinvestasi. Dengan adanya manajer investasi, Anda tidak perlu repot menganalisis kondisi pasar dan modal yang dikeluarkan pun, bisa lebih kecil.
Yuk, eksplor artikel lain Sharia Knowledge Centre dan tambah wawasan keuangan serta Investasi syariah Anda.
Sumber: